Selasa, 18 Juni 2013

Jalanilah Hidupmu Semaksimal Mungkin

Belakangan ini di kampungku nan indah lagi elok rupawan, tepatnya di Indonesia tengah dirundung banyak kabar kemalangan dan kematian, sebelumnya kita telah mendengar bahwa ustadz Jefri Al-Buchary meninggal dunia ditempat kejadian akibat kecelakaan. Dan juga barusan saya mendapatkan kabar bahwasanya adik kelas saya juga telah menghadap ke hadirat Ilahi Rabbi. Dan kemarinpun saya juga mengikuti shalat jenazah orang Mesir.

Ya Rabbana, memang setelah nyawa ruh kami engkau hembuskan kedalam Rahim ummahat kami Engkaupun secara langsung telah menetapkan akan rezki, ajal dan lain sebagainya. Engkau tidak akan mengurangi bahkan menambah akan seluruh ketetapan yang telah Engkau tetapkan kepada kami ya Tuhan kami. Maka Ya Allah Ya Ilahi, mohon ampun atas segala dosa yang telah kami perbuat, kami lalai sebagai hamba-Mu, kami terkadang lupa akan siksa-Mu, dan kami terkadang lupa akan tujuan kami dikehidupan dunia ini. Tidak lebih dan tidak kurang hanyalah sebagai pengembara yang tengah singgah dibawah pohon yang teduh dalam perjalanan  menuju akhirat-Mu kelak.

Ya Rabbana ya Tuhan kami, kami terkadang lupa akan apa yang telah Engkau perintahkan dan lalai terhadap apa yang telah Engkau larang. Ya Ilahi Rabbi, daya dan upaya kami juga tidak sanggup menandingi kasihmu kepada kami. Walaupun hamba-Mu menangis sepanjang hari, bulan bahkan tahunpun tidak sebanding  dengan rahmat-Mu yang begitu melimpah dan ampunan-Mu yang begiru ruah.

Siapakah kami? Tidak lain dan tidak bukan hanyalah seonggok tanah yang diberi ruh. Siapakah kami? Tidak lebih dan tidak kurang hanyalah setetes air yang hina dan dijadikan-Nya seonggok daging dan keluar dari tempat yang hina. Diberi kehidupan dan kemudian juga kembali ketempat yang hina.

Hina, seperti itukah? Sebaik-baik kembali hanyalah Allah Ta’ala. Kemana lagi engkau akan berjalan? Apakah reingkarnasi yang engkau banggakan?, Tidak sama sekali tidak. Hanya kepada Allah lah engkau semua akan dikembalikan hingga duniapun enggan akan menerimamu.


Allahummaghfir lana. Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami yang telah menggunung tinggi.

Rabu, 23 Januari 2013

Objek yang Terlupakan oleh Subjectnya.


WARNING:
Iseng-iseng mluangkan waktu ku yg berharga ni...
tersebut kata yg hendak d ucapkan... renungan slama sthun ni, mmkirkan nasib negara & bangsa muda kita ni..
dilihat dri segi mnapun..
pastilah pemikiran qta brsama psti akan sling bertolak belakang pda akhirnya( Dale Carnegie) dalam mmkirkan arah laju bangsa ini..tpi da satu hal yg mmbuatku tak mngerti, pakah dengan sistem pendidikan skrang yg diacukan oleh bgsa ini kpda kita (khususnya pelajar) dapat mengubah sikon bangsa ini ke depan...???
Pendidikan yg d ajukan skrang msih berpanutan pda era abad Industri,,
padahal,, sdal lama abad industri itu mninggalka kita... dan sekarang sudah berpindah pada ( klo Robert T Kiyosaki mngatakan) "Abad Informasi"..itu bru dkaji dri stu segi aspek,, blum dikaji pula dari segi  kndungan dri pendidikan itu sekarang-seharusnya..so,, ditangan siapakah pendidikan ini akan berubah, jika bukan ditangan kita..bnyak Baby Boomers (Generasi 50+), yg tidak bisa lagi untuk mngadakan perubahan pada saat ini...jdi inilah peluang bgi kita-generasi muda saat ini, yg msih mmpunyai peluag( jika mmikirkannya)- untuk mmikirkannya lagi nasib bangsa kita ni..
singkat kata, perjuangkanlah & pikirkanlah orientasi pendidikanmu mulai dari sekarang..
mgkin ini saja yang dapat yang saya tulis, saran dan komentar sahabat nantinya sangat berarti bagi bangsa kita ini...


regard,

Suburban Boy

JIwaku Yang Terhempas di Bumi Lautan Allah


Dikala waktu senggang terkadang kita berfikir untuk apa kita diciptakan, padahal Allah SWT telah berfirman dalam Kalam-Nya bahwasanya Dia tidak mencipatakan manusia dengan tidak main-main. Terfikirlah bagi kita bahwa "wamaa khalaqtu jinna walinsana illa liya'buduun" itu benar-benar harus kita implementasikan dan dielaborasi dalam kehidupan kita semua secara baik dan juga terus menerus.

Sayyid Qutb, nama ini yang selalu terdengar terus di ulang-ulah oleh bapakku-yang telah menelurkan karya fonumentalnya di dalam penjara yang berjudul Tafsir Fi Zhilalil Qur'an- dan ada juga moment ini-sambil menitikkan air mata- di ulas kakekku dalam pembicaraannya yang mana dia sudah merasakan bagaimana getar getir susahnya berda'wah (semoga seluruh perjuangannya dibalas oleh Allah, amii-pen).

Kakekku pernah berkata, "Sudah lama kiranya aku hidup dan mencari bagaimana hidup itu bisa diserahkan total hanya untuk Allah tapi belum kutemukan orang-saat ini/ abad 20- yang mampu untuk mengimplementasiakannya secara baik, kecuali satu orang yakni Sayyid Qutb"

Memang telah lama aku mendengar bagaimana nerat dan keras perjuangan yang dilakukan oleh seorangSayyid Qutb, tapi baru ku mengerti ketika kakekku menceritakannya sampai menitikkan air mata. Alkisah yamg mana Sayyid Qutb adalah seorang Mujahid kelahiran 1906 dan bergabung dengan ormas Islam Al-Ikhwan Al-Muslimun pada tahun 1951, singkat cerita Sayyid Qutb ditangkap bersama 6 orang pembesar Ikhwan lainnya dikarnakan tuduhan "pengkianatan"(Terang salah seorang penjaga penjara) "Bagaimana mungkin orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah agamanya adalah orang yang berkolaborasi dengan musuh Allah?". Yang pada akhirnya diputuskanlah untuk mengeksekusi matiSayyid Qutb dengan cara digantung. Kita simaklah dialog Sayyid Qutb menjelang kematiannaya bersama salah seorang Syaikh yang tengah mengunjunginya di penjara,

(Sheikh itu berkata, “Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah…”. Sayyid Qutb hanya tersenyum lalu berkata, “Sampai juga engkau wahai Sheikh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat Laa ilaha illa Allah, sementara engkau mencari makan dengan Laa ilaha illa Allah”. Pent)

Lihatlah bagaimana keteguhan salah seorang mujahid kita ini yang mana dahulunya telah menghafal Al Qur'an sewaktu umur 10 tahun dan juga mengahbiskan sisa hidupnya di dalam penjara. Interpretasi dari penggalan dialog di atas dapat kita simpulkan bahwa Sayyid Qutb mengatakan, bahwasanya kita banyak hidup hanya denhgan mengucapkan "Laa ilaha Illallah", akan tetapi sangat jauh berbeda sekali dengan Sayyid Qutb yng menyatakan bahwasanya ia hidup dengan "LAA ILAHA ILLALLAH.".

Dan lihatlah bagaimana tanggapan Sayyid Qutb ketika tiba saatnya untuk dieksekusi, di saat yang genting itu terdengarlah bunyi mobil lalu gerbang dibuka dan tiba-tiba datanglah seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.

Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Qutb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap Anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari Presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga Anda dan seluruh teman-teman Anda akan diampuni”.
Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata, “Tulislah Saudaraku, satu kalimat saja… Aku bersalah dan aku minta maaf…”

(Hal serupa pernah terjadi ketika Ustadz Sayyid Qutb dipenjara, lalu datanglah saudarinya Aminah Qutb sembari membawa pesan dari rejim thowaghit Mesir, meminta agar Sayyid Qutb sekedar mengajukan permohonan maaf secara tertulis kepada Presiden Jamal Abdul Naser, maka ia akan diampuni. Sayyid Qutb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “Telunjuk yang sentiasa mempersaksikan keesaan Allah dalam setiap shalatnya, menolak untuk menuliskan barang satu huruf penundukan atau menyerah kepada rejim thowaghit…”. Pent)

Sayyid Qutb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyum tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa Beliau berkata, “Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan Akhirat yang abadi”.
Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…”
Ustadz Sayyid Qutb berkata tenang, “Selamat datang kematian di Jalan Allah… Sungguh Allah Maha Besar!”

Sayyid Qutb: Senyuman Di Tiang Gantungan
October 26, 2007 by Hasdi Putra
Teringat Sayyid Qutb :
Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air matamu
Maka di atas tulangku yang hancur luluh
Nyalakanlah obor buat umat mulia ini
Dan teruskan perjalanan ke gerbang jaya

Kematianku adalah suatu perjalanan
mendapatkan kekasih yang sedang merinduiku
Taman-taman indah di syurga bangga menerimaku
Burung-burungnya berpesta menyambutku
Dan bahagialah hidupku di sana.
Puaka kegelapan pasti ia kan hancur
Fajarkan menyinsing
Dan alam ini akan disinari fajar lagi
Biarlah rohku terbang mendapatkan rindunya
Jangan gentar berkelana ke alam abadi
Di sana cahaya fajar memancar.

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.... Semoga Sayyid Qubt termasuk orang-orang yang diterima Syahid di jalan-Nya, insya Allah.

Jika terdapat kesalahndalam tulisan singkat ini, saya mohon maaf..
Disini dicamtumkan beberapa refensi yang dipakai, silahkan antum/nna jika ingin membaca kisahnya lebih lanjut..
Terima kasih



Generasi Penerus-baik atau tidak


Hanya ingin saling berbagi dan mengingatkan, baik bagi diri senidri-terutama- kemudian juga kpada sgenap shahabatku...


فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّ
(59)
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,(QS. 19:59) 

::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul::

 Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa banyak di-antara orang-orang datang kemudian sesudah meninggalnya para Nabi dan Rasul yang disebutkan pada ayat-ayat yang lalu, menyimpang dari jalan yang lurus, meninggalkan ajaran yang dibawa para Rasul sebelumnya sehingga mereka tidak lagi mengerjakan salat dan selalu memperturutkan kehendak hawa nafsu dan dengan terang-terangan melanggar larangan Allah seperti meminum minuman keras, berjudi, berzina, dan mengadakan persaksian palsu. Mereka ini diancam oleh Allah dengan ancaman yang keras, kepada mereka akan ditimpakan kecelakaan dan kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Sehubungan dengan ayat ini Abu Said Al Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. berkata:

يكون خلف من بعد ستين سنة اضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا ثم يكون خلف يقرءون القرآن لا يعد وترا فيهم ويقرأ القرآن ثلاثة مؤمن ومنافق وفاجر
Artinya:
"Akan datang suatu generasi sesudah enam puluh tahun, mereka melalaikan salat dan memperturutkan hawa nafsu, maka orang-orang ini akan menemui kecelakaan dan kerugian. Kemudian datang lagi suatu generasi, mereka membaca Alquran tetapi hanya di kerongkongan (mulut) saja (tidak masuk ke hati) dan semua membaca Alquran, orang mukmin, orang munafik dan orang-orang jahat dan fasik (tidak dapat lagi dibedakan mana orang mukmin sejati dan mana orang yang berpura-pura beriman)". (H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Hakim)
Kemudian Rasulullah membaca ayat ini (sebagai tersebut di atas).
Uqbah bin `Amir meriwayatkan pula bahwa aku mendengar Rasulullah berkata:

سيهلك أمتي أهل الكتاب وأهل اللبن قلت يا رسول الله ما أهل الكتاب قال قوم يتعلمون الكتاب يجادلون به الذين آمنوا قلت وما أهل اللبن قال قوم يتبعون الشهوات ويضيعون الصلوات.
Artinya:
"Akan rusak binasalah sebahagian dari umatku yaitu "Ahlul Kitab" dan "Ahlullaban" Aku bertanya siapakah "Ahlul Kitab" wahai Rasulullah? Mereka ialah orang-orang yang mempelajari Alquran untuk berdebat dengan orang-orang mukmin. Lalu siapa pula "Ahlullaban" itu? Rasulullah menjawab, mereka ialah orang-orang yang memperturutkan hawa nafsu dan meninggalkan salat". (H.R. Ahmad dan Hakim)
Demikian nasib orang-orang yang melalaikan salat dan memperturutkan hawa nafsu dan menyia-nyiakannya, mereka pasti merugi meskipun yang mereka derita tidak dapat dilihat dengan mata dan pasti akan menerima balasan yang setimpal di akhirat kelak. Di sini tampak dengan jelas bahwa salat yang telah menjadi syariat semenjak Nabi Ibrahim adalah amat penting sekali dan tidak boleh disia-siakan apalagi ditinggalkan. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda:

الصلاة عماد الدين فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين.
Artinya:
"Salat itu adalah tiang agama. Siapa yang mendirikannya maka ia telah menegakkan agama dan siapa yang meninggalkannya, maka ia telah meruntuhkan agama". (H.R. Baihaki)


mudah2an kita termasuk orang2 yg sllu diridhai untuk sellu berada di jalan Allah..
Ihdinasshiraatalmustaqiim, Shiraathalladziina an'amta 'alaihim, ghairilmagdhuubi 'alaihim, waladhaallin, Amiin....Wallahu a'lam bishawab